jaringan masa depan


yeah, akhirnya kesan-kesanku tentang Kota ini, yang telah terpendam lama di dalam sini, bisa tumpah ruah di tulisan ini.



aku mengenal Kota ini sejak pertama dunia meneriakan kata selamat datang padaku, dan inilah kesan dariku untuk Kota ini, atau tepatnya beberapa hal yang ada di Kota ini,

yang pertama, BST singkatan dari Batik Solo Trans. Naik BST aku tak akan kepanasan menyusuri jalanan Kotaku yang semakin gila panasnya! Bayangkan aja, masa' sholat jumat di Masjid Tegalsari aja bikin banjir keringat, bah.. puanasee poll!! Nah, kenapa kalo naik BST gak berkeringat? Karena BST itu ber-ac. ada dua rute BST, rute Terminal Palur - Terminal Kartasura, dan rute Terminal Palur - Bandara Adi Sumarmo. Ada satu lagi bus ber-ac di Kotaku, bus DAMRI, tapi aku baru menggunakan bus ini jikalau, PERTAMA, masih pagi, KEDUA, datangnya lebih dulu dari BST, kenapa? Sebenarnya jarak tempuh rute bus ini jauh lebih deket daripada BST, namun kalau dah kesiangan, nge-temnya di Klewer itu lho bikin hati sumpek, apalagi kalau ditambah naiknya para tengkulak yang bawa barang kulakan banyak banget, sudah sumpek hati sumpek pula busnya. Beda kalau naik BST, walaupun sampai penuh sesak, aku gak akan pernah menemukan barang bawaaan yang overload. Terus bagusnya lagi, tata bangku BST yang menyamping berhadap-hadapan, lebih memudahkan bagi orang sepertiku, yang tak bisa lepas dari buku untuk tetap membaca di dalam BST, yuhui.. Namun kekurangan dari BST adalah kondekturnya yang terkadang kurang memperhatikan kenyamanan penumpang, yah bagian ini perlu banyak perbaikan.
BatikSoloTrans
bagian dalam BST yang nyaman

yang kedua, CFD alias Car Free Day, hari bebas kendaraan. CFD terjadi setiap hari Ahad, dari habis subuh sampai jam 09.00 WIB, sehingga aku bisa menuju area CFD untuk sekedar bertemu sesama warga Kota, mulai dari yang belum bisa jalan sampai yang udah gak bisa jalan lagi, sambil melepas penat setelah enam hari berkutat dengan rutinitas. Tak hanya fisik yang kembali fresh dimanjakan bersihnya udara pagi, namun juga pikiran yang bugar dengan banyaknya hal yang bisa aku temui di CFD Kotaku ini, dari yang biasa seperti orang jogging dan jalan sehat, mereka yang unjuk kebolehan dengan keahliannya atau dengan hobinya, mereka yang jualan, mereka yang menyuarakan aspirasinya, mereka yang membawa piaraan, nah ini, kebanyakan piaraan yang dibawa adalah anjing dengan ukuran gede-gede, kalau ndak mau di kejar anjing, jauhilah anjingnya, trus ada juga terkadang guru-guru yang mengerahkan pasukan muridnya untuk memeriahkan CFD. Serunya lagi di sepanjang jalan Selamet Riyadi -membentang dari Stasiun Purwosari hingga PGS- yang di jadikan kawasan CFD ini, di penuhi oleh koneksi internet wifi gratis yang cukup cepatjadi gampang kalo mau upload foto bareng temen pas CFD-an. Satu lagi nih, sssstt, ternyata pengunjung CFD Kotaku ini tak hanya datang dari dalam, namun juga dari daerah sekitar, bahkan cukup jauh, pernah tuh temenku yang tinggal di kaki gunung lawu turun gunung untuk ikut merasakan meriahnya CFD di Kotaku, pas aku tanya naik apa, jawabnya cukup mengguncang, naik  BUS, bus Langsung Jaya, turun di Panggung dilanjutkan dengan lari ke lokasi CFD, coba bayangkan? sampai segitunya ya?

CarFreeDay

nah ini dia mereka
aduh mas, dikira yang gak boleh lewat kawasan CFD cuma mobil apa ya?
yang ketiga adalah SUPORTER tim sepakbola PERSIS SOLO. Suporter yang bernama PASOEPATI ini kerap memerahkan Kotaku jika tim kesayanganya bertanding, bahkan tak jarang jua ikut memerahkan laga TIMNAS INDONESIA kala berlaga di stadion Manahan Solo. Ini jawaban mayoritas teman-teman ku saat ku bertanya tentang kepanjangan dari nama suporter ini
            ‘oh itu kepanjangan dari Pasoekan Suporter Siap Mati’,

            ‘apa ya? Kayaknya itu singkatan dari Pasoekan Suporter Paling Sejati deh
namun terlepas dari namanya yang keren sangat ini, pernah suatu ketika aku bermain ke puncak nan sejuk di lereng gunung lawu, sengaja pandanganku menangkap tulisan di salah satu marka jalan, FORZA PERSIS SOLO by PASOEPATI GANDASULI, nah itu tu yang bikin aku sedikit terdiam merenung, kok ada embel-embel GANDASULIdi belakang nama PASOEPATI? O o o, ternyata itu adalah nama daerah di sana, dan PASOEPATI GANDASULI berarti juga PASOEPATI Reg. GANDASULI. Sambil mengangguk-angguk, aku terpana, kenyataan menyergapku, bahkan suporternya PERSIS bisa sampai ke tempat sejauh ini!!
aksi PASOEPATI saat mendukung LASKAR SAMBER NYOWO

sip, itu tadi sedikit dari banyak kesanku tentang Kota ini, semoga menggelitik minat bagi kalian yang belum merasakan udara di Kotaku ini, wassalam.
           
kompetisi tulisan tentangsolo


Categories:

Leave a Reply